ad_din aufklarung
sebuah perbuatan yang akan membuat kita menjadi seorang bijak adalah perbuatan yang dimana tangan kiri kita pun gak tahu, itulah yang dinamakan keikhlasan
Selasa, 13 Desember 2011
install tint2
Mungkin agak basi sich, tapi, gak apa2 agak2 basi asal bermanfaat buat yang belum tahu.hehe *_pembelaan. Langsung aja deh, ni caranya, monggo disimak.
pertama, buka saja terminal (accesories > terminal) ato dg cara ctrl+Alt+T.
kemudian ketikkan perintah berikut
: $ sudo apt-get install Tint2
> tekan enter
masuk ke startup applications. (application > Themes &Tweaks)
Klik aja add > ketik Tint2 pada Name dan pada Command.
klik Add, terus Log Out. Lihat deh, setelah Log in lagi. udah ada panel taskbar.
Selasa, 25 Mei 2010
Sebuah Renungan Kematian
Ada salah seorang pengembara dan syetan. Cerita ini berawal dari perjalanan sang pengembara. Sang pengembara tersebut, melakukan perjalanan untuk menyusuri puluhan desa. Namun, hikmah dari ceriat ini bukanlah keberhasilan sang pengembara untuk melewati desa-desa trsebut dan tujuan dia untuk mengarungi desa-desa tersebut. Namun, yang menjadi hikmah dari cerita ini yaitu, keteguhan hati sang pengembara untuk berpegangteguh pada agama allah dan rasulnya. Keteguhan seorang hamba untuk selalu mengingat pada sang khalik.
Cerita ini dimulai dari perjalanan sang pengembara tersebut, dalam mengarungi desa-desa. Pada saat dia berjalan di desa pertama, saat dia melewati desa pertama, dia melihat ada sebuah rumah besar yang penuh dengan barang-barang mewah tanpa ada yang menghuninya. Kemudian, syetan dengan sekuat tenaga membujuk sipemgembara tersebut. “hai, lihatlah, ada rumah mewah, banyak barang-barang mewah, namun tak ada yang menghuninya, cepatlah......cepatlah kau ambil, dan kayalah kamu”. Begitulah bujuk syetan kepada sang pengembara. Dan pengembarqa tersebut menjawab, “rumahku sudah teramat dekat”. Pada desa pertama, syetan tak berhasil membujuk pengembara tersebut.
Kemudian, dia – pengembara – sampai pada desa kedua, dan dia melihat seorang pelacur yang terduduk, dengan merayu-rayu. Dengan kesempatan yang terbuka lebar, syetan berusaha membujuk pengembara tersebut. “Hampirilah, puaskan syahwatmu, tidak ada orang yang tahu”. Kemudian, sang pengembara berkata, “rumahku sudah teramat dekat”. Begitu sang pengembara menjawab bujukan dari syetan, sampai desa yang terakhir. Syetan dengan kebingungannya, bertanya kepada sang pengembara, “hai pengembara, kau tadi bilang, rumahmu teramat dekat, namun, sampai desa kesepuluh, kau belum sampai rumahmu, apa sebenarnya maksudmu dengan ‘rumahku teramat dekat’?”.
Sang pengembara menjawab. Sesungguhnya aku teramat dekat dengan rumahku kelak, rumah yang kekal, yakni KEMATIAN.
Dari ilustrasi cerita tersebut, maka kita dapat mengambil hikmahnya, yakni kematian teramat dekkat dengan kita, manusia. Kapan waktunya, kita tidak tahu, dan tidak ada yang tahu kecuali Dia, sang pemberi dan pencabut nyawa. Jadi, segala perbuatan yang kita lakukan, maka seharusnya lebih kita kontrol, dan kita fikirkan matang-matang. Apakah perbuatan kita merupakan perintah, atau malah larangan, yang bila kita laksanakan, maka hanya akan memberikan murka ALLAH pada kita selaku hambanya... wallahua`lam.
Sabtu, 24 April 2010
AIR MATA ROSULULLAH SAW.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Sabtu, 17 Oktober 2009
filosofi semut
Pertama, semut tidak pernah menyerah. Bila anda menghalang-halangi dan berusaha menghentikan
langkah mereka, mereka selalu akan mencari jalan lain. Mereka akan memanjat ke atas, menerobos ke
bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan keluar. Suatu filosofi yang bagus, bukan? Jangan
sekali-kali menyerah untuk menemukan jalan menuju tujuan anda.
Kedua, semut menganggap semua musim panas sebagai musim dingin. Ini adalah cara pandang yang
penting. Anda tidak boleh menjadi begitu naif dengan menganggap musim panas akan berlangsung
sepanjang waktu. Semut-semut mengumpulkan makanan musim dingin mereka di pertengahan musim
panas. Sebuah kisah kunomengajarkan, "Jangan mendirikan rumahmu di atas pasir di musim panas."
Mengapa kita membutuhkan nasehat tersebut? Karena sangat penting bagi kita untuk bersikap realitis. Di
musim panas anda harus memikirkan tentang halilintar. Anda seharusnya memikirkan badai sewaktu anda
menikmati pasir dan sinar matahari. Berpikirlah ke depan.
Ketiga, semut menganggap semua musim dingin sebagai musim panas. Ini juga penting. Selama musim
dingin, semut mengingatkan dirinya sendiri, "Musim dingin takkan berlangsung selamanya. Segera kita akan
melalui masa sulit ini."Maka ketika hari pertama musim semi tiba, semut-semut keluar dari sarangnya. Dan
bila cuaca kembali dingin, mereka masuk lagi ke dalam liangnya. Lalu, ketika hari pertama musim panas
tiba, mereka segera keluar dari sarangnya. Mereka tak dapat menunggu untuk keluar dari sarang mereka.
Terakhir, ke empat, seberapa banyak semut akan mengumpulkan makanan mereka di musim panas untuk
persiapan musim dingin mereka? Semampu mereka! Filosofi yang luar biasa, filosofi "semampu mereka".
Wow, seminar yang luar biasa! - seminar para semut.
1. Jangan menyerah
2. Lihatlah ke depan
3. Bersikaplah positif
4. Lakukan sekuat tenaga anda.
MEMANG BEGITU DAHSYATNYA ALLAH MENCIPTAKAN APA-APA YANG ADA DI BUMI INI. SEMUANYA MEMILIKI KELEBIHAN TERSENDIRI.
So,.............KENAPA KITA HARUS MINDER `N GAK BERANI TATAP MASA DEPAN?????
AYO BANGUN, N KERJAKANLAH APA YANG LHO BISA...........
Pinkam adri perkataan AA GYM, bahwa kita garus 3M kalo mau sukses
- Mulai dari yang kecil
- Mulai dari diri sendiri, n
- Mulai SEKARANG JUGA.
Kamis, 03 September 2009
Surat Cinta
Rumpun Alang-alang
Engkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, sayang
Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang
Di hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya yang gatal
Serumpun alang-alang gelap, lembut dan nakal
Gelap dan bergoyang ia
dan ia pun berbunga dosa
Engkau tetap yang punya
tapi alang-alang tumbuh di dada
Makna sebuah titipan
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan
Nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"
SAJAK BULAN MEI 1998 DI
Aku tulis sajak ini di bulan gelap raja-raja
Bangkai-bangkai tergeletak lengket di aspal jalan
Amarah merajalela tanpa alamat
Kelakuan muncul dari sampah kehidupan
Pikiran kusut membentur simpul-simpul sejarah
O, zaman edan!
O, malam kelam pikiran insan!
Koyak moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan
Kitab undang-undang tergeletak di selokan
Kepastian hidup terhuyung-huyung dalam comberan
O, tatawarna fatamorgana kekuasaan!
O, sihir berkilauan dari mahkota raja-raja!
Dari sejak zaman Ibrahim dan Musa
Allah selalu mengingatkan
bahwa hukum harus lebih tinggi
dari ketinggian para politisi, raja-raja, dan tentara
O, kebingungan yang muncul dari kabut ketakutan!
O, rasa putus asa yang terbentur sangkur!
Berhentilah mencari Ratu Adil!
Ratu Adil itu tidak ada. Ratu Adil itu tipu daya!
Apa yang harus kita tegakkan bersama
adalah Hukum Adil
Hukum Adil adalah bintang pedoman di dalam prahara
Bau anyir darah yang kini memenuhi udara
menjadi saksi yang akan berkata:
Apabila pemerintah sudah menjarah Daulat Rakyat
apabila cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa
apabila aparat keamanan sudah menjarah keamanan
maka rakyat yang tertekan akan mencontoh penguasa
lalu menjadi penjarah di pasar dan jalan raya
Wahai, penguasa dunia yang fana!
Wahai, jiwa yang tertenung sihir tahta!
Apakah masih buta dan tuli di dalam hati?
Apakah masih akan menipu diri sendiri?
Apabila saran akal sehat kamu remehkan
berarti pintu untuk pikiran-pikiran kalap
yang akan muncul dari sudut-sudut gelap
telah kamu bukakan!
Cadar kabut duka cita menutup wajah Ibu Pertiwi
Airmata mengalir dari sajakku ini.
======
Sajak ini dibuat di
dibacakan Rendra di DPR pada tanggal 18 Mei 1998
SAJAK SEBATANG LISONG
menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka
matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak - kanak
tanpa pendidikan
aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis - papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan
delapan juta kanak - kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
????????..
menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan
dan di langit
para teknokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
gunung - gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes - protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam
aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair - penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan
termangu - mangu di kaki dewi kesenian
bunga - bunga bangsa tahun depan
berkunang - kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta - juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
???????????
kita mesti berhenti membeli rumus - rumus asing
diktat - diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa - desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata
inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan
RENDRA( itb
Perempuan yang Tergusur
Hujan lebat turun di hulu subuh
disertai angin gemuruh
yang menerbangkan mimpi
yang lalu tersangkut di ranting pohon
Aku terjaga dan termangu
menatap rak buku-buku
mendengar hujan menghajar dinding
rumah kayuku.
Tiba-tiba pikiran mengganti mimpi
dan lalu terbayanglah wajahmu,
wahai perempupan yang tergusur!
Tanpa pilihan
ibumu mati ketika kamu bayi
dan kamu tak pernah tahu siapa ayahmu.
Kamu diasuh nenekmu yang miskin di desa.
Umur enam belas kamu dibawa ke
oleh sopir taxi yang mengawinimu.
Karena suka berjudi
ia menambah penghasilan sebagai germo.
Ia paksa kamu jadi primadona pelacurnya.
Bila kamu ragu dan murung,
lalu kurang setoran kamu berikan,
ia memukul kamu babak belur.
Tapi kemudian ia mati ditembak tentara
ketika ikut demontrasi politik
sebagai demonstran bayaran.
Sebagai janda yang pelacur
kamu tinggal di gubuk tepi kali
dibatas
Gubernur dan para anggota DPRD
menggolongkanmu sebagai tikus got
yang mengganggu peradaban.
Di dalam hukum positif tempatmu tidak ada.
Jadi kamu digusur.
Didalam hujuan lebat pagi ini
apakah kamu lagi berjalan tanpa tujuan
sambhil memeluk kantong plastik
yang berisi sisa hartamu?
Ataukah berteduh di bawah jembatan?
Impian dan usaha
bagai tata rias yang luntur oleh hujan
mengotori wajahmu.
kamu tidak merdeka.
Kamu adalah korban tenung keadaan.
Keadilan terletak diseberang highway yang bebahaya
yang tak mungkin kamu seberangi.
Aku tak tahu cara seketika untuk membelamu.
Tetapi aku memihak kepadamu.
Dengan sajak ini bolehkan aku menyusut keringat dingin
di jidatmu?
O,cendawan peradaban!
O, teka-teki keadilan!
Waktu berjalan satu arah saja.
Tetapi ia bukan garis lurus.
Ia penuh kelokan yang mengejutkan,
gunung dan jurang yang mengecilkan hati,
Setiap kali kamu lewati kelokan yang berbahaya
puncak penderitaan yang menyakitkan hati,
atau tiba di dasar jurang yang berlimbah lelah,
selalu kamu dapati kedudukan yang tak berubah,
ialah kedudukan kaum terhina.
Tapi aku kagum pada daya tahanmu,
pada caramu menikmati setiap kesempatan,
pada kemampuanmu berdamai dengan dunia,
pada kemampuanmu berdamai dengan diri sendiri,
dan caramu merawat selimut dengan hati-hati.
Ternyata di gurun pasir kehidupan yang penuh bencana
semak yang berduri bisa juga berbunga.
Menyaksikan kamu tertawa
karena melihat ada kelucuan di dalam ironi,
diam-diam aku memuja kamu di hati ini.
MANDALAWANGI - PANGRANGO
AKU DATANG KEMBALI
KE DALAM RIBAANMU DALAM SEPIMU DAN DALAM DINGINMU
WALAUPUN SETIAP ORANG BERBICARA TENTANG MANFAAT DAN GUNA
AKU BICARA PADAMU TENTANG CINTA DAN KEINDAHAN
DAN AKU TERIMA KAU DALAM KEBERADAANMU
SEPERTI KAU TERIMA DAKU
AKU CINTA PADAMU PANGRANGO YANG DINGIN DAN SEPI
SUNGAIMU ADALAH NYANYIAN KEABADIAN TENTANG TIADA
HUTANMU ADALAH MISTERI SEGALA
CINTAMU DAN CINTAKU ADALAH KEBISUAN SEMESTA
MALAM ITU KETIKA DINGIN DAN KEBISUAN MENYELIMUTI MANDALAWANGI
KAU DATANG KEMBALI
DAN BERBICARA PADAKU TENTANG KEHAMPAAN SEMUA
HIDUP ADALAH SOAL KEBERANIAN MENGHADAPI YANG TANDA TANYA
TANPA KITA MENGERTI TANPA KITA BISA MENAWAR
TERIMALAH DAN HADAPILAH
DAN DIANTARA RANSEL-RANSEL KOSONG DAN API UNGGUN YANG MEMBARA
AKU TERIMA ITU SEMUA MELAMPAUI BATAS-BATAS HUTANMU MELAMPAUI BATAS-BATAS
JURANGMU
AKU CINTA PADAMU PANGRANGO
KARENA AKU CINTA PADA KEBERANIAN HIDUP
JAKARTA, 19 JULY 1966
SOE HOK GIE
MANDALAWANGI - PANGRANGO
THIS EVENING, WHENEVER SUN GOES INTO YOUR VALLEYS
I COME AGAIN
INTO YOUR ARMS, IN YOUR SILENTNESS AND COLDNESS
EVENTHOUGH ANYBODY SPEAKING ABOUT AIM AND PURPOSE
I TALK TO YOU ABOUT LOVE AND BEAUTIFULNESS
AND I ACCEPT YOU IN YOUR EXISTENCE
JUST LIKE YOU ACCEPT ME
I LOVE YOU, COLD AND SILENT PANGRANGO
YOUR RIVER IS AN ETERNAL SONG ABOUT EMPTINESS
YOUR FORESTS ARE ALL MYSTERIOUS
MY LOVE AND YOURS ARE ABOUT THE SILENTNESS OF THE UNIVERSE
THIS EVENING WHENEVER COLDNESS AND SILENTNESS SPREADING IN MANDALAWANGI
YOU COME AGAIN
AND TALK TO ME ABOUT ALL EMPTINESS
LIFE IS ABOUT HOW BRAVE YOU ARE IN FACING ALL QUESTIONS
WITHOUT AWAITING ANY MOMENT TO UNDERSTAND NOR TO BARGAIN
JUST ACCEPT AND FACE THEM
AND AMONGST THE EMPTY BACKPACKS AND THE FLAMES OF BONFIRE
I ACCEPT ALL OF THEM BEYOND THE BORDERS OF YOUR FORESTS AND YOUR VALLEYS
I LOVE YOU PANGRANGO
SINCE I LOVE THE BRAVERY IN THIS LIFE
JAKARTA, 19 JULY 1966
SOE HOK GIE
**Versi Bahasa Inggris
Minggu, 23 Agustus 2009
Sajak Malam Kemerdekaan
Esok adalah hari kebebasan
Esok adalah awal kumeniti jalan hidupku
Otakku tak mau berhenti memikirkannya
Otakku enggan untuk menunggunya
Ku letakkan pena dan kuraih Bendera
Bendera usang yang tak pernah terpasang
Bendera luntur dimakan umur
Namun, itu semua tak ada masalah
Kulihat semangat yang slalu membara
Kudengar teriakan yang penuh amarah
Langkah kaki gontai tak tentu arah
Pasangkan Bendera di puncak tiang tak bernyawa
Angina lembut mengelus merah putihku
Seolah hendak tidurkannya kembali
Tidur panjang tanpa penghujung
ad_din aufklarung